Tuesday, 31 March 2015

Senja Jangan Pergi

Aku amati waktu senja di puncak bukit
Merah jingga bersatu dengan langit
Sekali ini...Datang kemari senja...
berbicaralah denganku...
Aku sesak dengan duniaku...
Yang parah di masa lalu...
Lalu datang angin memelukku lebih erat 
Tanpa kata aku tahu angin sedang mengajak aku bicara
Seperti sama denganku..
Ku rasakan kehadirannya tp tidak terlihat..
Ada dalam tiada dan hilang...
Bila-bila saja

Aku teriak sekuat hati ...dan lebih kuat dr dentuman halilintar ...sepenuh perasaanku...
Semacam gunung berapi meletup memuntahkan baranya...
Dan seperti tsunami yg menyapu bersih tanah acheh
Seperti itulah teriakku pada senja yg merah
Ku lontarkan kemarahanku yang tiada punca
Tangisku yang tiada alasan kenapa

senja jangan pergi...
Tetap di sini denganku...
aku mahu waktuku lebih panjang agar aku bisa tenang menatap warna keindahanmu...
ada angin yang mengusir marahku jauh ke laut
Ada sungai yg mengalir membawa tangis ku ke hulu
ada batu dan pohon untuk aku sandarkan beban di kepala..
ada kerlip2 yang akan memberikan cahaya sedikit dalam ruangku yg sempit
Dan ada burung-burung yang menyanyi menghiburku walau aku tak fahami kata-katanya

Dan aku pejam mata... Bernafas yg paling dalam...
Esok aku akan kembali lagi
Bersemuka dengan alam yang tidak mengerti
Tetapi menjadi pendengar yg sejati
Pada aku yg sedang mencari
Sesuatu yg tidak pasti



No comments:

Post a Comment

Lapisan Rindu

  Lapisan Rindu Dari senyum dan mata Suara dan sentuhan Mengupas lapisan rindu Satu satu satu Berat Tuhan rasa ini Dia dalam hati Janji dike...