Pagi tidak semesra kemarin
aku merasakan kelelahan pada akal yang aku paksa
Dan aku benar-benar merasakan kelelahannya
Lelah pada masa yg bgtu pantas merampas setiap kebahagian yg pernah aku kecapi
Lelah pada jalan hidup yg begitu banyak persimpangannya...juga rintangannya yg aku jalani saja tanpa aku tahu akibatnya
Lelah pada kata-kata setiap manusia yg umpama Tuhan penilaiannya...
tidak mahu mengerti ttg keperitan yg pernah aku lalui...cuma memandang sinis dengan senyum manis tapi jelek
Lelah juga pada nasib yg tidak pernah memandangku dengan dua mata
Tapi memberikan tamparan dugaan yg hebat utk setiap langkahku
Lelah aku memerhatikan pencinta dunia yg bongkak hanya mahu memandang langit
Sedang asalnya dari lecaknya lumpur yg menjijikkan...
Lelah juga untuk cinta yang tidak mencintai...pangeran cinta yang janjinya selautan samudera tapi di hamparkan cuma sekecil jari kelingking...
Aku lelah juga memilih antara akal dan nafsu yang sering saja memintaku membuat pilihan pada waktu-waktu yg belum aku hrpkan ia dtg
Dan Lelahnya aku pada setiap nafas yg ku hembus...
Mungkinkah lelah ini berterusan
Sampai nnt kelopak mata bertemu tak berpisah
Nafas terhenti pada saat gugurnya daun
Dan aku lelah
No comments:
Post a Comment