Titis keringat jatuh di licinnya dahi
Kilau panasnya mentari
Sakitnya membakar kulit tidak ada simpati
Aku berlari mengejar matahari atau pelangi
Kenapa aku sendiri tidak mengerti lagi
Tinggal sedikit ku capai matahari
Tapi pelangi lebih setia memerhati
Aku tanya pada hati??
Aku duduk di bawah pondok sepi
Lantas angin menepis ke pipi
Tenang sekali bila di sapa angin duniawi
Dibawa wangian haruman bunga bungaan melati
Kenapa aku berhenti di sini?
Celaka dalam hati
Mengapa berhenti di sini ... Teruslah berlari....
Jangan di hadap parasit di kanan kiri
Jangan layu jika terpijak duri
Tutup telinga mu jangan kau dengar bisikan iri
Kelak kau menjadi api
Membakar sendiri... Juga mereka yg berdiri di tepi....
Tapi aku masih di sini
Keliru antara matahari apa pelangi
Keliru juga kenapa harus berlari??
Bairlah aku berjalan sendiri
Matahari atau pelangi
Aku sendiri tidak pasti
Ku melangkah sehingga kaki terhenti
Darah tidak mengalir lagi
Bunyi nafas tidak dengar lagi
No comments:
Post a Comment