Friday, 18 December 2015

Dendam Yang Luruh

Pada akhirnya kita ditemukan
Empat mata aku dan kau bertentangan
Luka semalam kembali berdarah
Melihatmu seakan ledakan amarah yang merebak
Bara bertaburan merubah suasana
Lantas diam dan menunduk
Bukan takut cuma memohon kekuatan
Genggam tanganku penuh dendam tersimpan
Semahunya aku ingin memujimu dengan sindiran
Seperti apa rasamu saat melihatku?
Karmamu jelas terlihat di depanku
Aku tidak mahu menghukum
Menambah bintik-bintik hitam
Terima kasih Tuhan atas nikmat yang tersirat
Dalam dugaan ada sejuta kemanisan
Kisah hitam berlalulah perlahan
Aku mencari keaman dan ketenangan
Luruhlah dendam kau ku maafkan

Monday, 7 December 2015

Hati Sanubari by Buya Hamka

Hati Sanubari

Biarkanlah saya menyebut apa yang terasa;
Kemudian tuan bebas memberi saya nama
dengan apa yang tuan sukai;
Saya adalah pemberi maaf,
dan perangai saya adalah mudah, tidak sulit.
Cuma rasa hati sanubari itu
tidaklah dapat saya menjualnya;
Katakanlah kepadaku, demi Tuhan.
Adakah rasa hati sanubari itu bisa dijual?

** sangat menggemari puisi2 seberang(indonesia)...puitis

Mari Bicara...Cinta

Mari bicara... cinta

duduk dan katalah ada apa di hatimu
aku tidak bisa mendengarnya...
bicaralah...ada apa di mataku
aku tidak dapat melihatnya
bicaralah semahumu...
aku menunggu sudah lama
aku tidak mengerti bahasa tubuhmu...
bicara segera..cinta
suatu waktu nanti
kita tidak mungkin dapat detik ini
jangan tunggu esok...esok mungkin akan pergi
jangan bilang nanti...nanti mungkin tiada lagi
jangan cuma diam dan memerhati.
bicaralah cinta
sebelum aku pergi..dan ini akan jadi memori
untuk kita tangisi
dan sesali nanti
kerana tiada bicara dari hati...





Monday, 26 October 2015

Kegagalan Bukan Pilihan

pagi ini aku kembali melihat fajar di dunia..
malam ku renung bintang gemerlapan
mahu tersenyum atau menangis aku juga masih keliru
kelmarin yang selalu kecundang
datang lagi dengan mimpi yang baru
seperti sebelumnya
aku tetap melewati waktu
dengan sayap2ku yang patah seribu
aku diam membisu
tidak mengeluh tidak juga mengadu di bahu-bahu mereka yg tahu
cuma lebih menatap laut yg biru
agar aku selalu ingat Yang Satu
walau tsunami dtg merobek tanah subur
akan kembali tenang airnya
kerna aku tahu
kegagalan bukanlah pilihan
melainkan harapan utk kembali berjuang
untuk gemilang yang diidamkan
aku kembali dengan pedang
akan ku rintis semua cubaan2 yang menghalang
walau darah sebagai imbalan
aku akan tetap melangkah
demi cinta demi Tuhan yang kurindukan


Friday, 23 October 2015

Pelangi Tak Ku Jejak

begitu lama aku menunggu
ada rasa jemu di wajah jiwaku
dari lautan langit
kemarau datang perlahan
walau yang ku seru adalah pelangi
sesekali hanya hujan yang melirik
hingga senja sembunyi di ufuk barat
pelangi tak ku jejak

Tuesday, 8 September 2015

Antara Harapan Dan Perjuangan


Antara harapan dan perjuangan
Aku berdiri diantaranya
Memegang waktu yang tidak dapat di hentikan
Kaki tetap melangkah
Tanpa ekspresi apapun di wajah
Bicara tidak lagi menyiratkan emosi
Entah akan seperti apa esok?
Ketika perjalanan berlabuh
Aku selalu berharap
Akan datang sebuah kata kunci untuk membuka jalan
Hingga esok kembali
Masihkah ada harapan dalam perjuangan
Entahlah...aku tidak berani menduga
Sejauh mana langkah...

Tuesday, 11 August 2015

Nyiur Menyapa Matahari

Muncul mentari di balik bukit
Menjemput hari-hari yang tersisa
Kelopak mata masih bertaut
Berperang dengan mimpi yang bercerita
Bangkit lagi mengejar harapan yang tertinggal
Untuk sebuah senyuman
Di hamparkan tulang kerat mendaki dada langit
Melihat nyiur menyapa matahari
Sungguh tinggi menyentuh awan

Mahu ke puncak tidak dengan angan
Pasti nanti bahangnya kan membakar
Berharap hujan akan datang
Membawa kerahmatan untuk pendakian  perjuangan
Tegakkan dada dan tadahkanlah tangan
Curahkan semua kudrat dari Tuhan
Walau taufan menyerang
Bertahanlah pada nyiur
Yang sesekali merendah ke tanah
Untuk esok yang gemilang
Kau pasti mendapatkannya


Lukisan Cinta

Saat kabus tebal mulai hilang
Mentari kembali menjemput pagi
Hari kembali dengan cerita yang baru
Mawar mekar di hujung tangga
Aromanya menghantarku kepadamu
Alam maya ku temukan wajah itu
Tapi dia tidak sendirian
Yang derita sedang bahagia
Kertas usang menjadi lukisan indah
Bersama dua merpati yang berkasih
Dari mata ku temukan cinta
Yang tidak ku temui dulu

Waktu membawa kita ke destinasi yang tepat
Walau kita berlayar dengan nakhoda yang berbeza
Namun pelayaran kita masih belum berakhir
Masih luas lautan yang harus kita terokai
Masih banyak halangan yang mungkin kita tempuh

Pada cinta yang tidak ku miliki
Aku sedang bertarung dengan waktu
Kertas putih ini
Kujadikan perahu yg akan membawa semua tentangmu
Bertahanlah dalam pelayaran ini
Bertahanlah pada tempat kau berteduh
Pegang erat tangan yang sedang kau pimpin
Demi cinta yang kau agungkan


Wednesday, 5 August 2015

Bila Aku Jatuh...Dunia

Bila aku jatuh
Aku harap Tuhan berikan aku kematian
Agar aku tidak perlu menjawab segala persoalan
Tapi Tuhan tidak mendengarku
Dan biarkan aku jatuh lebih dalam
Jauh dari harapan

Bila aku menangis
Aku harap Tuhan hilangkan perasaanku
Agar aku tidak tahu apa itu sedih atau gembira
Setiap kali aku berharap pasti Tuhan balas aku dengan sakit yang lebih sakit rasanya
Perasaanku akan lebih merasa erti kesedihan 
Lebih sedih dari kematian

Aku merenung dunia dari suatu tempat 
Dunia tidak pernah berkata apa-apa
Dan tidak bisa berbuat apa-apa
Cuma bergerak dan berputar pada paksinya
Menurut perintah yang sdh di tentukan oleh Tuhan
Tapi aku selalu saja menyalahkan dunia
Dunia tidak pernah mengejekku..
Dunia tidak pernah melukaiku...
Dunia juga tidak pernah jahat denganku
Tapi mengapa aku selalu berkata bahawa 'dunia selalu kejam'

Bila aku jatuh...dunialah penyebabnya
Bila aku nangis...dunialah yang jahat
Bila aku gembira...dunialah yang berdusta
Bila aku mati...dunialah memberiku tempat persinggahan
Dan bila aku buka mata
Pada subuh yang kembali menyapa
Baru aku sedar
Yang kejam bukan dunia
Yang jahat bukan dunia
Tapi aku....aku yang lupa sujud pada Tuhan di dunia...

Kini aku mengerti
Mengapa Tuhan tidak berikan aku kematian
Tapi Dia berikan aku kesedihan
Kerana Tuhan mahu aku mengerti
Akan selalu ada  peluang dan kekuatan
Untuk aku bangkit dan berjuang
Di dunia dan di jalan-Mu Ya Rahman

Sunday, 2 August 2015

Ruang Hati

Dalam tubuhku ada darahmu mengalir
Yang nanti akan jadi benih
Dan tumbuh berbunga menjadi hiasan di rumah yang kita bina
Tapi aku masih keliru
Setiap tidurku...aku mengeluh tentang hidup
Setiap nafasku...aku bertanya tentang esok
Setiap kelip mataku...yang ku lihat hanya gelap
Dan setiap bangunku...yang ku rasa cuma debaran yang selalu kencang 
Harus bagaimana menanti esok dengan tenang?
Sedang dunia selalu garang menjemput
Setiap kali aku tersungkur...pasti aku renung langit yang luas..
Dan berkata 'kenapa selalu aku yang diduga'
Selalu dan selalu
Sampai akhirnya aku terlelap di lantai bumi 
Dan bila ku buka mata
Semuanya telah terlewati oleh waktu
Hingga bunga kembang mekar di ruang hati yg pilu


Monday, 27 July 2015

HANYA SEUTAS PAMOR BADIK

Dalam tubuhku kau nyalakan dahaga hijau
Darah terbakar nyaris ke nyawa
Kucari hutan
Sambil berdayung di hati malam
Bintang-bintang mengantuk
Menunggu giliran matahari
Ketika kau tegak merintis pagi
Selaku musafir kucoba mengerti:
Ternyata aku bukan pengembara
Kata-kata dan peristiwa
Telah lebur pada makna
Dalam aroma rimba dan waktu
Hanya seutas pamor badik, tapi
Tak kunjung selesai dilayari


Wednesday, 22 July 2015

Aku Belum Puas

Aku belum puas melukis di pasir pantai
Aku belum puas merenung merah senja
Aku belum puas menghitung jutaan bintang
Aku belum puas menunggu pelangi yng datang di suatu petang
Aku belum puas bercerita dgn alam
Aku belum puas mencari sesuatu yang tidak diketahui
Sedang apa aku berdiri di sini?
Tidak satupun memerhati....
Hanya perasaan kosong yang ada dalam jiwa yg kosong
Lantas apa aku cari?
Setiap hari bertanya akan seperti apa hari ini?
Dan seperti apa akhirnya nanti....



Ramadhan dan Lebaran 2015


Ramadhan dan Lebaran 2015

Alhamdulillah...raya tahun ni aku beraya dengan keluarga...walaupun tidaklah semeriah tahun2 yang lepas tapi masih terasa keseronokannya...bila cerita tentang ramadhan dan raya,mesti aku teringat masa dulu...seronok betul rasanya dulu...lepas sahur memang tidak tidurlah...kerja online komputer "chatting"...sanggup berjaga mata tidak tidur semata2 bercerita....sudah pagi baru tidur sampai tengahari...lepas berbuka pula memang x miss solat terawih...full sebulan terawih(full utk 8 rakaat shj k)....balik terawih sambung lagi chatting sampai koma...seronok bah dulu...ada MIRC(xtau kalau sekarang masih ada)...pakai nickname saja xnampak muka...hahaha...perasaan tu yang x boleh digambarkan dgn kata2....kalau sampai masa berbuka puasa...sibuk ikut bapa pergi cari kuih d bazar2 ramadhan sekitar LD...dekat2 raya pulak sibuk cari baju raya...kasut raya...MasyaAllah...betul org dlu2 cakap masa remaja itulah masa yang paling di rindukan....kalau ramadhan tu kena masa2 sekolah lagi terasa keseronokannya....^___^....sudah berlalupun...boleh di ingat saja ...selalu senyum sendiri kalau di ingat.... 

Sedikit gambar raya tahun ni...


Monday, 13 July 2015

Pilihan Yang Pasti

Matahari pagi kembali lagi menjenguk dunia
Rimbunan pohon merangkum semua gundah
Menjadi titisan jernih saat bergetar
Bersenandung gelisah bersatu dalam tubuh yang resah
Tangan tidak dapat melambatkan waktu
Sementara kaki berlari mengejar pesona  sementara
Tidak ada lagi kejernihan damai
Cuma kepalsuan yang telah menconteng dada-dada langit
Berat merubah yang terbiasa
Kerana sering diduga ombak deras

Ada ketika mata mencari ruang untuk melihat cahaya
Jemari meraba dahan untuk bertahan lebih lama di tanah ini
Tapi ia sering terhalang oleh rasa yang di cipta perasaan
Kadang hati sendiri bertanya pada diri
Masihkah ada kasih utk jiwa yang mati
Apakah akan teruji lagi badai pada hati
Siapa yang mahukan gelombang derita yang selalu saja bergema?
Sedang bahagia ada dalam diri sendiri
Bahagia dan derita adalah pilihan naluri
Maka bangkitlah dengan jari
Ikuti kehendak yang hakiki
Pasti ada cahaya yang menanti
Pada suatu waktu yang pasti



Tuesday, 30 June 2015

Sesuatu Yang Indah


Gerimis jatuh memberi salam padaku yang merenung
Perahu masih berlayar di lautan
Sedang aku cuma nakhoda di kamar kecilku
Ombak ketawa berbahas gelombang dengan lautan
Ikan-ikan berlarian mencari perlindungan
Aku masih memandang di jendela kayu
Kenapa aku yang gemuruh 
Di antara dinding ada bisik nyaring
Tikus sedang bicara apa?
Tidak mengerti tapi kenapa aku yang khuatir?
Arhhhh... Kenapa aku harus memikirkan semua hal...
Aroma teh hijau mengundang seleraku untuk menjenguk...
Ku pandang ke kanan,di pohon ada dua merpati..sedang apa di sana?
Alangkah indahnya ciptaan Tuhan!!!
Walau berbeza kewujudannya tapi kasihnya tetap sama
Di dalam waktu apapun setiap sesuatu itulah yang terindah


Bagaimana Esok?

Bagaimana aku teruskan perjalanan hari esok
Sedang aku mati rasa memandang wajah dunia
Ketika kabus sdh mulai menebar ke tiap ruang 
Aku merasakan kelelahan yang parah
Untuk bangkit dari lelapnya tidur aku merasakan derita
Kaki melangkah perlahan hanya mengikut suara dari angin utara
Sayup irama hati berdendang gundah setiap malam
Siang aku ludah dunia yang selalu celaka
Meminta aku bersujud merayu pada nikmat yang sementara
Dan aku selalu jatuh...jatuh di pelukan dosa yang sia-sia
Tersungkur dalam darjat penghinaan
Itu mereka mata-mata yang selalu kejam mentertawa
Ada waktu aku balut wajah dan berlari jauh dari pandangan

Masih ku fikirkan bagaimana esok?
Ketika waktuku sudah kian menelan wajahku
Aku kutip setiap noda yang mencipta titk hitam dalam jiwa
Di atas tikar baldu ungu ku cium bumi yang tua
Aku menyapa Tuhan yang pernah suatu ketika ku lupakan
Saat titik-titik noda hitam masih menghuni jiwa...menenggelamkan akal dalam sedar
Aku merintih dalam syahdu tangisku
Airmataku tiada penjelasan...cuma ada ghairahnya penyesalan
Walau mereka tidak mendengar aku
Hari esok pasti kembali bertanya
Bagaimana seterusnya???
Dalam peritnya badai dunia yang menduga
Aku laluinya dengan cinta dari Tuhan
Kerana Dia(Allah SWT) selalu ada di sini...di dalam jiwa...walau kadang terlupakan...





Sunday, 21 June 2015

Di Hujung Jalan Ini

Di hujung jalan ini
Kita berjumpa sebelumnya dan berubah setelah terlewatkan badai halilintar Sudah berani menatap matahari yang akan menjenguk setiap pagi
Aku hidangkan senyuman pada tiap2 wajah yang berpaling
Namun tidak dapat aku baca maksud pandangan
Biarlah mata yang melirik...
Bibir yang bergerak...
Sudah berkurun masih juga mencela
Yang terjadi telah pun hilang jadi debu-debu berterbangan
Hingga burung pulang ke sarang
Masih ada suara sumbang di jalanan
Aku pasrah pada derita

Di hujung jalan ini
Tidak terhitung butiran kaca yang jatuh dari kelopak mata
Pada air yang mengalir,bawalah dukaku yang ternodai 
Moga saja nanti mimpi yang datang bangkit menjadi realiti
Masa lalu itu kunci kekuatan hati yang pada suatu ketika ia rapuh sdh kembali cekal berdikari
Aku mendongak memandang ke dada-dada langit
Kali ini aku bernafas yang paling dalam
Lebih menikmati udara dan matahari
Untuk esok yang menanti
Aku pasti akan lebih kuat menghadapi
Kerana-Mu ya Ilahi
Aku mengerti erti hidup yang hakiki

Solat Tarawih Pertama 2015

Alhamdulillah...hari tarawih pertama...walaupun sdh puasa yang ke-4...memang sangat2 berbeza sambut ramadhan di kampung sendiri dan diperantauan... Di akui lebih terasa meriahnya di kampung sndri berbanding tempat orang tapi apa yang sy rindui kadang2 cara kita membawa diri di tempat org...rindu juga masa2 hidup berdikari dulu...masak sendiri sahur sndri kadang buka puasa di ofis...seriously i miss my working life ... Rindu dengan kawan office...rindu suasana kerja...berat juga masa ambil keputusan tuk lepaskan kerja dan balik kampung...tapi memang dalam kehidupan ada benda yang kita kena sacrifice demi keluarga...mudah2an akan lebih baik di hadapannya... Jom dolat tarawih dulu ...



Friday, 19 June 2015

Dunia Sementara Akhirat Selamanya


Dunia Sementara Akhirat Selamanya | Puisi Keinsafan

Bismillahirohmannirohim...

Allah Swt menciptakan Dunia ini untuk kita Manusia.
Namun kita di Ciptakan oleh Allah bukanlah untuk Dunia ini

Allah Swt menciptakan kita adalah untuk kehidupan Akhirat yang Selama-lamanya
Ketetapan Allah bahwasanya Dunia ini hanyalah Sementara saja
Apa saja yang ada di dunia, siapa saja yang berada di Dunia hanya Sementara saja
Kaya di Dunia Kaya yang Sementara
Miskin di dunia miskin pun yang Sementara
Jadi Raja di Dunia raja yang Sementara
Jadi Rakyat pun Sementara saja

Sehat sementara
Sakit sementara
Tampan sementara
Cantik sementara
Hidup sementara
Bahkan Matahari yang kita lihat terbit di ufuk Timur setiap hari dan tengelam di ufuk Barat itupun Sementara saja
Suatu Hari nanti Pasti.. Pasti.. dan Pasti Allah akan hancurkan itu Matahari!

Sungguh Bodoh apabila kita mencintai sesuatu yang Sementara
Mencintai Dunia yang akan Allah hancurkan
Alihkanlah Cinta kepada kampung Akhirat 
Tempat kehidupan yang Abadi selama - lamanya

Kaya Selamanya dan tidak akan Miskin-Miskin lagi
Jadi Raja selama-lamanya yang tidak akan diganggu oleh demonstran
Cantik selama-lamanya yang tidak akan Tua-Tua lagi, bahkan Hidup di sana Selama-lamanya

Dikumpulkan seluruh Kenikmatan-Kenikmatan yang ada di seluruh Dunia kemudian di bandingkan dengan Kenikmatan yang Allah berikan kepada satu orang Ahli Surga itu seperti kita mencelupkan ujung jari telunjuk kita ke Samudera yang Luas dan lihatlah Satu Tetes Air yang menempel di Ujung jari kita itulah Kenikmatan Dunia.

Begitu juga seluruh penderitaan-penderitaan di Dunia dikumpulkan kemudian dibandingkan dengan satu ahli Neraka maka seluruh Penderitaan Dunia bagaikan satu biji Zarah saja.. tidak ada apa-apanya..

Masalah di Dunia bukanlah masalah yang Sesungguhnya, masalah kita nanti yang Sesungguhnya adalah di Akhirat.

Oleh: Derry Sulaiman | My Islam Media
Sumber: http://goo.gl/nuhal6


**semoga puisi ini boleh jadi inspirasi kepada pembaca semua...sesungguhnya dunia itu benar-benar sementara**


Pergimu

Berat mengubah sikap
Sebab demi Tuhan rasa ini masih sama
Memandang wajahmu aku tak sudi
Ohhh jangan sampai dia datang padaku menitiskan airmata
Mengertilah aku benci menangis
Mengertilah telah semampunya aku tak ingin melihatmu lagi
Sementara waktu telah mnyeretku jauh dr ragamu
Aku masih saja benci dengan aku yang masih saja berharap kembali ke detik2 itu...di pelukanmu
Betapa pesta yang sia2
Ria yang percuma
Pada tiap esok yang ku punya 
Hanya akan ada satu tanya
Kau di mana ... di mana
Sesungguhnya aku ingin sekali berkata iya
Namun tiada bintangmu datang kepadaku
Mungkin aku hanya terlalu sering befikir tentang suatu hari yang tidak akan pernah datang
Tidak seharusnya kita mensaatkan ini semua
Aku masih menyesali itu
Ada rasa rinduku pada aku yang dlu
Aku yang tak kenal kau
Sebab dari kehilanganmu aku menemukan persamaan antara udara dan butiran
Aku telah hancur
Tubuhku mengurus jiwaku mengurasku
Telah kujadikan kakiku seringan kapas
Supaya aku tidak dapat lagi memahami langkahku
Tetapi aku tidak dapat melambatkan dunia
Sekarang bantulah semua orang supaya menbenciku ..kau tidak sendiri
Aku telah menjadi orang lain
Aku yang dulu yang kau cinta itu sudah tiada 
Jurang telah memanggil seluruh aku yang tanpa kau

Thursday, 18 June 2015

Malam ini sekali lagi

 Dan malam ni sekali lagi
Tidak dapat melelapkan mata
Cuma merenung malam yang gelap
Tidak dapat aku hitung bintang yang begitu banyak di lautan langit
Sama fikiranku yang mencucuk minda 
Setiap satunya umpama batu berat yang menimpa
Dan aku lelah menanggung beratnya cubaan yg di berikan Tuhan
Derita yang terkunci dalam kaca hati 
Yang cuma terungkap dalam bahasa airmata
Mengalir ke muara dunia lalu hilang bersama debu
Sampai bila harus menelanjangkan akal pada masalah selalu tumbuh 
Hingga rasa menjadi lumpuh
Berharap nnt janji Ilahi akan mengubati
Cuma bertaut pada-Mu yang Agung
Merintih belum tentu ada yang melirik
Menangis belum tentu ada yang simpati
Bertahan lah di sana 
Nanti akan ada yang menjemput selesai waktu yang menjajah
Menghulur tangan memberi senyuman
Pasti nanti tidurmu tenang bersama alam


Monday, 15 June 2015

Dan Akhirnya Bagaimana

Dan akhirnya kita menyatakan
Pada waktu yang tidak di ketahui
Di kota metropolitan yang megah
Untuk pertemuan yang sekian kalinya
Kita terlihat beza walau masih sama 
Pada wajah...senyuman...dan rasa
Aku menatap lebih lama
Lebih dari biasanya
Dan seperti dulu..aku yang terpesona
Membisu saja tidak dapat membunuh debar yang selalu kencang 
Dan aku kaku di sudut hati pilu

Bulan sedang mentertawakan aku
Ketika airmata tidak mampu lagi bertahan di kelopaknya mata
Tanpa aku sedar aku pernah melukai
Dan aku akur harus merestui kehendak yang Agung
Pada pertemuan terakhir ini
Ku ukirkan senyuman
Walau pedang sedang mencipta luka yang dalam
Pasrah pada keadaan 
Melihatmu bahagia adalah hadiah
Walau tidak memiliki
Kita menciptakan kenangan yang abadi

Tidak terlihat jelas
Namun ku tahu kau ada
Meski tidak bersatu dalam dunia
Tetap berkongsi rasa selamanya
Berbahagialah yang derita
Kau pantas mendapatkannya
Hingga esok kembali
Akhirnya bertemu 
Pada waktu yang tidak diketahui
Dengan rasa yang belum tahu bagaimana

Suatu Waktu Yang Aku Tunggu

Sejenak nafas seakan tersekat
Debaran di dada semakin kencang berbicara
Tawar senyuman wajah hambar kembali meratah suasana
Hadir lagi menggoncang rasa mengundang gelisah
Dalam diam memerhati setiap pergerakan dalam sepi

Apakah masih seperti dulu 
Bila ku rebah
Kau datang lebih dekat
Mendakap aku lebih erat
Ketika waktu mengubah jalan kita
Kaku terpesona dalam kerancakan di atas puncak dunia
Matahari sudah mulai hilang
Senja datang mengusirnya pulang
Saat kita berdua masih berdiri merenung
Kasih tanpa penhujung

Ketika aku tahu kau mengekori
Jangan ada persoalan hati
Jangan ada membangkit mimpi2
Jangan ada bertanya mengapa tidak saling memiliki
Selamanya biar hati yang berbisik
Kita selalu sama dalam semua hal
Dan pasti nanti
Terjawab semua soalan yang tertangguh
Antara waktu dan usia
Kita pasti bersatu
Akhirnya di suatu waktu yang aku tunggu


Wednesday, 10 June 2015

Jalan Jalan Penganggur

Assalamualaikum dunia...lama tidak visit blog...otak jadi beku seketika...mahu menulis tapi idea tidak mahu datang..menjenguk tidak apa lagi mahu senyum 😏😏😏...

Sudah hampir 2 bulan di sabah tapi masih belum dapat kerja...nasib tidak selalu mesra...kadang menjauh dan terlalu jauh...😅😅...kah tiada sdh nasib di sabah...di kl juga yang selalu mesra datang tanpa dijemputpun...datang bukan sekali dua...datang bertubi2 panggilan kerja...dilemma juga antara keluarga dan kerjaya???

Sementara tunggu kerja ...jalan2 dulu pusing sabah....biarlah gambar yang cerita 😅😅😅

**
Biar saja gambar yang bicara
Tanpa kata tanpa penjelasan
Cukup mata yang memandang
Hati yang membaca
Tafsiran wajah perempuan yang kecundang
Pada dunia yang selalu mengkhianati
Perjuangan nasib dengan alam yg sdh kelam
Aku merentas sempadan kehidupan
Tanpa aku tahu apa yang menanti di hadapan
Aku tabahkan hati
Pada pelayaran perjuangan mencari senyuman 

























Lapisan Rindu

  Lapisan Rindu Dari senyum dan mata Suara dan sentuhan Mengupas lapisan rindu Satu satu satu Berat Tuhan rasa ini Dia dalam hati Janji dike...