Kita berjumpa sebelumnya dan berubah setelah terlewatkan badai halilintar Sudah berani menatap matahari yang akan menjenguk setiap pagi
Aku hidangkan senyuman pada tiap2 wajah yang berpaling
Namun tidak dapat aku baca maksud pandangan
Biarlah mata yang melirik...
Bibir yang bergerak...
Sudah berkurun masih juga mencela
Yang terjadi telah pun hilang jadi debu-debu berterbangan
Hingga burung pulang ke sarang
Masih ada suara sumbang di jalanan
Aku pasrah pada derita
Di hujung jalan ini
Tidak terhitung butiran kaca yang jatuh dari kelopak mata
Pada air yang mengalir,bawalah dukaku yang ternodai
Moga saja nanti mimpi yang datang bangkit menjadi realiti
Masa lalu itu kunci kekuatan hati yang pada suatu ketika ia rapuh sdh kembali cekal berdikari
Aku mendongak memandang ke dada-dada langit
Kali ini aku bernafas yang paling dalam
Lebih menikmati udara dan matahari
Untuk esok yang menanti
Aku pasti akan lebih kuat menghadapi
Kerana-Mu ya Ilahi
Aku mengerti erti hidup yang hakiki
No comments:
Post a Comment