Rimbunan pohon merangkum semua gundah
Menjadi titisan jernih saat bergetar
Bersenandung gelisah bersatu dalam tubuh yang resah
Tangan tidak dapat melambatkan waktu
Sementara kaki berlari mengejar pesona sementara
Tidak ada lagi kejernihan damai
Cuma kepalsuan yang telah menconteng dada-dada langit
Berat merubah yang terbiasa
Kerana sering diduga ombak deras
Ada ketika mata mencari ruang untuk melihat cahaya
Jemari meraba dahan untuk bertahan lebih lama di tanah ini
Tapi ia sering terhalang oleh rasa yang di cipta perasaan
Kadang hati sendiri bertanya pada diri
Masihkah ada kasih utk jiwa yang mati
Apakah akan teruji lagi badai pada hati
Siapa yang mahukan gelombang derita yang selalu saja bergema?
Sedang bahagia ada dalam diri sendiri
Bahagia dan derita adalah pilihan naluri
Maka bangkitlah dengan jari
Ikuti kehendak yang hakiki
Pasti ada cahaya yang menanti
Pada suatu waktu yang pasti
No comments:
Post a Comment