Sedang aku mati rasa memandang wajah dunia
Ketika kabus sdh mulai menebar ke tiap ruang
Aku merasakan kelelahan yang parah
Untuk bangkit dari lelapnya tidur aku merasakan derita
Kaki melangkah perlahan hanya mengikut suara dari angin utara
Sayup irama hati berdendang gundah setiap malam
Siang aku ludah dunia yang selalu celaka
Meminta aku bersujud merayu pada nikmat yang sementara
Dan aku selalu jatuh...jatuh di pelukan dosa yang sia-sia
Tersungkur dalam darjat penghinaan
Itu mereka mata-mata yang selalu kejam mentertawa
Ada waktu aku balut wajah dan berlari jauh dari pandangan
Masih ku fikirkan bagaimana esok?
Ketika waktuku sudah kian menelan wajahku
Aku kutip setiap noda yang mencipta titk hitam dalam jiwa
Di atas tikar baldu ungu ku cium bumi yang tua
Aku menyapa Tuhan yang pernah suatu ketika ku lupakan
Saat titik-titik noda hitam masih menghuni jiwa...menenggelamkan akal dalam sedar
Aku merintih dalam syahdu tangisku
Airmataku tiada penjelasan...cuma ada ghairahnya penyesalan
Walau mereka tidak mendengar aku
Hari esok pasti kembali bertanya
Bagaimana seterusnya???
Dalam peritnya badai dunia yang menduga
Aku laluinya dengan cinta dari Tuhan
Kerana Dia(Allah SWT) selalu ada di sini...di dalam jiwa...walau kadang terlupakan...
No comments:
Post a Comment