ada perempuan berjalan dalam hujan
seperti berbicara dengannya
kebaya putih kain songketnya hitam
basah jelas terlihat bentuk badan
tidak peduli mata-mata jalang kiri dan kanan
menari ikuti aluna hujan
apa di fikiranmu perempuan??
hingga malam datang kau masih dalam hujan
aku biarkan saja perempuan dengan perasaan
kau perempuan semalam dengan payung dan buku di tangan
siapa kau perempuan?? jelmaan atau bayang-bayang siluman
selalu mengganggu fikrian...
wajahmu terlindung di balik selendang
dan bau wangian datang dari perempuan
seakan duniaku bergoyang
datang dalam mimpi tidak diudang
perempuan semalam dalam hujan
aku mahu hulur tangan kenalan
tapi aku tak ada keberanian
aku bukan pangeran..bukan juga pahlawan apalagi orang kenamaaan
aku cuma bujangan
aku amati perempuan dalam hujan
nanti saja hatimu aku tawan
belum habis perjuangan
tunggu nnti aku datang
bila aku di puncak kehidupan
** puisi ni kesinambungan dari cerita "sendirian"...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Lapisan Rindu
Lapisan Rindu Dari senyum dan mata Suara dan sentuhan Mengupas lapisan rindu Satu satu satu Berat Tuhan rasa ini Dia dalam hati Janji dike...
-
Lapisan Rindu Dari senyum dan mata Suara dan sentuhan Mengupas lapisan rindu Satu satu satu Berat Tuhan rasa ini Dia dalam hati Janji dike...
-
Cinta... Bisakah ku tuntut? Terlalu lama.... Apa perlu diceritakan lagi?? Ini bukan salah ku, salahmu atau salah siapapun Ini salahnya ...
No comments:
Post a Comment